Sabtu, 02 Maret 2013

POTENSI DAN PERMASALAHAN DALAM PENGEMBANGAN PERTANIAN LAHAN KERING DI PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Propinsi NTB mempunyai keunggulan komparatif berupa potensi wilayah lahan kering yang cukup luas (sekitar 1, 6 juta hektar) dan berpeluang besar dikembangkan untuk sektor kehutanan dan pertanian dalam airti luas guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Potensi pengembangan pertanian lahan kering di propinsi NTB yang cukup besar tersebut dibandingkan dengan pengembangan lahan sawah karena (1) sangat dimungkinkan pengembangan berbagai macam komoditas pertanian untuk keperluan eksport dengan luas dan kondisi agroekosistem yang cukup beragam, (2) dimungkinkan pengembangan pertanian terpadu antara ternak dan taman perkebunan/kehutanan serta tanaman pangan, (3) membuka peluang kerja yang lebih besar dengan investasi yang relatif lebih kecil dibandingkan membangun fasilitas irigasi untuk lahan sawah, dan (4) mengentaskan kemiskinan dan keterbelakangan sebagian besar penduduk yang saat ini tinggal di lahan kering (Suwardji dkk, 2002).
Walaupun potensi lahan kering NTB yang cukup besar, lahan kering yang ada memiliki ekosistem yang rapuh (fragile) dan mudah terdegradasi apabila pengelolaannya tidak dilakukan dengan cara-cara yang tepat, topografi umumnya berbukit dan bergunung, ketersediaan air tanah yang terbatas, lapisan olah tanah dangkal, mudah tererosi, teknologi diadopsi dari teknologi lahan basah yang tidak sesuai untuk lahan kering, infrastruktur tidak memadai, sumberdaya manusia rendah, kelembagaan sosial ekonomi lemah, perhatian pemerintah sangat kurang dan partisipasi berbagai pihak dalam pengembangan lahan kering terutama pihak swasta sangat kurang (Suwardji dan Tejowulan, 2003).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar